ARTIKEL909

Kumpulan Berita Informasi Terbaru Dan Terufdate

ARTIKEL909

Kumpulan Berita Informasi Terbaru Dan Terufdate

ALAM

Mercusuar Alexandria Cahaya Abadi dari Pulau Pharos

Mercusuar Alexandria Cahaya Abadi dari Pulau Pharos – Di zaman ketika GPS belum ada, dan bintang-bintang menjadi penunjuk arah, sebuah bangunan megah berdiri sebagai cahaya harapan di tengah samudra: Mercusuar Alexandria. Terletak di Pulau Pharos, di lepas pantai Mesir Kuno, mercusuar ini bukan hanya pemandu bagi para pelaut—ia adalah lambang kejeniusan manusia, mercusuar pengetahuan, dan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno yang mengilhami dunia hingga kini.

Asal Usul dan Pembangunan Mercusuar Alexandria

Mercusuar Alexandria dibangun pada abad ke-3 SM, atas perintah Ptolemaios I Soter, seorang jenderal Aleksander Agung yang kemudian menjadi penguasa Mesir. Pembangunannya diselesaikan oleh putranya, Ptolemaios II Philadelphos, sekitar tahun 280 SM. Arsitek yang dipercaya untuk proyek ambisius ini adalah Sostratus dari Knidos.

Dengan ketinggian diperkirakan mencapai 100 hingga 130 meter, Mercusuar Alexandria adalah salah satu bangunan tertinggi di dunia selama berabad-abad—hanya kalah oleh Piramida Agung Giza pada masanya.

Fungsi Strategis dan Kemegahan Arsitektur

Pelabuhan Alexandria adalah salah satu pusat perdagangan terpenting di dunia kuno. Namun, arus laut dan perairan dangkal di sekitarnya berbahaya bagi kapal-kapal yang masuk. Di sinilah Mercusuar Alexandria memainkan peran krusial—memancarkan cahaya dari puncaknya untuk memandu kapal-kapal menuju pelabuhan dengan selamat, siang dan malam.

Strukturnya dibagi dalam tiga bagian utama:

Dasar persegi yang kokoh, menjadi fondasi kuat terhadap badai dan gempa.

Bagian tengah berbentuk segi delapan, menambah estetika sekaligus ketahanan struktural.

Menara silinder di puncak, tempat api dinyalakan dan dipantulkan oleh cermin perunggu besar, menciptakan cahaya yang bisa dilihat dari puluhan kilometer jauhnya.

Konon, cermin ini juga mampu memfokuskan sinar matahari untuk memperingatkan atau bahkan menyilaukan kapal musuh.

Kejeniusan Teknologi Zaman Kuno

Salah satu aspek paling menakjubkan dari Mercusuar Alexandria adalah teknologi optik dan rekayasa cahayanya. Di zaman tanpa listrik, para insinyur menggunakan kombinasi api dan cermin cekung untuk menciptakan sorotan cahaya yang kuat. Bahkan di malam hari, nyala apinya bisa dilihat dari laut lepas, memberikan rasa aman bagi para pelaut.

Tak hanya itu, sistem ventilasi, tangga spiral, dan bahkan lift sederhana berbasis katrol konon digunakan untuk mengangkut bahan bakar ke puncak menara. Bukti nyata bahwa peradaban Mesir tidak hanya kaya budaya, tetapi juga sangat maju secara teknis.

Runtuh oleh Alam, Abadi dalam Sejarah

Sayangnya, seperti banyak keajaiban kuno lainnya, Mercusuar Alexandria tidak mampu bertahan terhadap kekuatan alam. Beberapa gempa bumi besar antara abad ke-10 hingga ke-14 menghancurkan strukturnya secara bertahap.

Namun, reruntuhannya tidak hilang begitu saja. Pada 1994, para arkeolog menemukan sisa-sisa struktur di dasar laut Alexandria, termasuk balok batu granit, patung sphinx, dan pilar raksasa. Situs ini kini menjadi salah satu lokasi penyelaman arkeologi bawah laut paling menarik di dunia.

Warisan dan Pengaruh Dunia Modern

Mercusuar Alexandria menjadi simbol utama dari pengetahuan, penerangan, dan keselamatan. Kata “pharos”, yang berasal dari pulau tempat ia berdiri, menjadi akar dari kata “mercusuar” dalam berbagai bahasa dunia, termasuk “faro” (Spanyol), “phare” (Prancis), dan “fanal” (Italia).

Ia juga menginspirasi pembangunan mercusuar-modern di seluruh dunia, serta dianggap sebagai arsitek awal dari infrastruktur maritim global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *